Penggunaan Bahasa Perumpamaan dalam Memahami Kebenaran Firman Allah: “Konsepsi Wewenang Tukang Periuk“ dalam Yeremia 18: 1-17
Keywords:
Bahasa, perumpamaan, kebenaran, Firman Allah, konsepsi wewenang, tukang periukAbstract
Bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan maksud gagasan, pikiran, dan tujuan kepada orang lain. Tuhan memperlengkapi manusia dengan bahasa agar dapat berkomunikasi antar manusia dan juga dengan Allah sebagai Penciptanya. Manusia dapat memahami maksud Allah dan kebenaran-Nya hanya melalui bahasa. Bahasa memiliki
beberapa gaya bahasa yang digunakan oleh manusia untuk memahami maksud dan pikiran seseorang. Salah satu gaya bahasa yang digunakan dalam memahami Firman Allah adalah Bahasa Perumpamaan. Bahasa Perumpamaan digunakan sesuai konteks budaya atau kebiasaan sehingga maksud yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas. Allah menggunakan bahasa perumpamaan untuk menegur Israel sebagai umat Allah, karena ketidaktaatan kepada Allah dan penyembahan berhala. Yeremia 18: 1-17, menggambarkan
keadaan manusia pada zaman nabi Yeremia tentang ketidaktaatan umat kepada Allah dan hukum-Nya. Allah menyuruh Yeremia belajar dari tukang periuk. Tujuannya agar umat Allah bertobat dan kembali kepada Allah. studi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan metode eksegese. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah menggunakan metode deskriptif yaitu dengan studi kepustakaan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 YADA : Jurnal Teologi Biblika dan Reformasi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.